Review Film Hotel Mumbai

Jum'at, 05 April 2019 - 13:30 WIB
Review Film Hotel Mumbai
Review Film Hotel Mumbai
A A A
JAKARTA - Pada 26 November 2008, kota Mumbai di India menjadi sasaran aksi teror kelompok ekstrimis bersenjata. Peristiwa mencekam yang menewaskan sedikitnya 170 orang itu kemudian diangkat menjadi film berjudul Hotel Mumbai.

Film garapan Anthony Maras mendapat sambutan positif ketika tayang perdana di Toronto International Film Festival tahun lalu. IMDb memberinya rating 7,6. Sementara di Indonesia, film tersebut baru diputar di bioskop pada bulan ini.

Dibintangi oleh Dev Patel, Armie Hammer, Nazanin Boniadi, Jason Isaacs, dan Anupam Kher, film Hotel Mumbai berfokus pada upaya staf dan tamu Hotel Taj yang menyelamatkan diri di tengah aksi teror. Pembantaian tamu hotel oleh kelompok ekstrimis itu terasa sebagai 'jualan utama' dalam film ini.

Dibutuhkan waktu hampir 10 jam bagi pasukan komando NSG elit India untuk tiba di Hotel Taj yang dikuasai kelompok ekstrimis, lantaran pasukan reaksi cepat di negara itu berbasis di New Delhi yang berjarak ratusan kilometer dari Mumbai. Sementara, aparat keamanan di Mumbai tidak dipersiapkan dan tidak punya persiapan untuk mengatasi serangan seperti itu. Lambatnya penanganan ini membuat korban terus berjatuhan.

Tokoh Arjun yang diperankan Patel merupakan salah satu karakter utama dalam film Hotel Mumbai. Sebagai seorang pelayan hotel yang berani dan cekatan dalam mengambil keputusan, Arjun berusaha menjaga tamunya selamat dengan memimpin mereka bersembunyi di tempat yang aman. Upaya penyelamatan juga dilakukan Chef Hemant Oberoi yang menemukan tempat teraman bagi para tamu untuk menyelamatkan diri sementara menanti bantuan dari aparat keamanan.

Emosi penonton yang menyaksikan film ini juga dibuat membuncah lewat kisah pasangan suami-istri; Zahra (Nazanin Boniadi) dan David (Armie Hammer) yang merupakan tamu hotel. Ketika serangan kelompok ekstrimis tersebut berlangsung, pasangan itu terpisah dari anak mereka.

Perjuangan Zahra dan David dalam menemukan anak mereka di film ini bisa dibilang sukses membius penonton. Namun, terdapat beberapa hal yang patut dicermati secara kritis dalam film ini.

Penggunaan artibut keagamaan yang kental dalam film ini berpotensi menjadi sorotan tajam khususnya di Indonesia. Sehingga, menarik untuk mengetahui respons masyarakat begitu film Hotel Mumbai ini diputar di bioskop Tanah Air.

(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3546 seconds (0.1#10.140)